Selasa, 19 Oktober 2010

review film i am sam

Cinta Sang Ayah


Judul Film : I am Sam
Penulis : Jessie Nelson
Sutradara : Jessie Nelson
Pemain : Sean Penn , Michelle Pfeiffer,
Dakota Fanning, Dianne Wiest,
Loretta Devine, Richard Schiff
dan Laura Dern.
Produksi : New Line Production
Tahun Tayang : 2001
Genre : Drama

Setiap manusia dilahirkan memiliki kelebihan dan kekurangan yang melekat pada dirinya. Begitu pula yang dialami oleh Sam Dawson di film yang berjudul I am Sam. Film ini bercerita tentang Sam Dawson (Sean Penn), laki-laki yang memiliki gangguan perkembangan serta memiliki seorang anak yang bernama Lucy Diamond (Dakota Fanning).
Di awal cerita, Sam ditinggalkan oleh istrinya sehingga ia merawat Lucy sendirian. Walaupun begitu, Sam tetap berjuang untuk merawat Lucy dengan memberikan kehangatan kasih sayang seorang ayah dengan dibantu oleh teman-temannya serta tetangganya, Annie (Dianne West). Setiap malam, Lucy dibacakan cerita tentang telur hijau dan ham. walaupun sering dibacakan cerita itu, Lucy merasa tetap senang.
Dalam perjalanan untuk merawat dan membesarkan Lucy, Sam bukan tidak memiliki masalah. Ia diragukan kapasaitasnya sebagai seorang ayah untuk merawat Lucy karena Sam memiliki kapasitas intelektual yang setara dengan anak berumur 7 tahun. Masalah puncaknya terjadi saat Sam ingin memberikan surprise party ulang tahun Lucy. Saat itu, ada seorang anak laki-laki yang berkata bahwa Lucy pasti telah mengetahui surprise party ini. Mendengar hal itu, Sam pun marah. Karena saat itu ada perwakilan dari departemen urusan anak dan keluarga, Sam dituduh tidak bisa menahan emosi, membahayakan anak-anak lain, memiliki gangguan mental sehingga diragukan kemampuannya untuk merawat Lucy. Jadi, pengadilan memutuskan agar Lucy dirawat oleh pihak yang berwenang dan Sam hanya diizinkan untuk menjenguk Lucy selama 2 kali seminggu dengan intensitas pertemuan selama 2 jam.
Karena Sam ingin memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah, ia berjuang mencari pengacara untuk membela kasusnya. Disini, Sam akan bertemu dengan pengacara yang bernama Rita Harrson (Michelle Pfeiffer) yang akan membantu Sam dalam kasusnya serta Sam akan memberikan banyak pelajaran hidup kepada Rita serta penikmat film ini.
Sekelumit kisah yang mengangkat kisah hidup Sam akan perjuangannya untuk merawat Lucy dan pembuktian kemampuannya sebagai seorang ayah. Lalu, apakah Sam dapat memperoleh haknya untuk merawat Lucy ?, dapatkan Rita membantu Sam memenangkan kasusnya?, mengapa Lucy berkata bahwa ia adalah anak adopsi ?, dan apakah Lucy mau hidup dengan Sam ?.
Sebuah film yang berhasil memenangkan kategori aktor terbaik dalam peran utama di ajang Academy Award ini memang pantas untuk ditonton. Apa yang dikisahkan dalam film ini adalah suatu bentuk cerminan bahwa dibalik kekurangan seseorang, ia tetap memiliki kelebihan. Sam yang memiliki gangguan perkembangan mencoba memberitahu bahwa ia mampu untuk merawat dan membesarkan anaknya.
Film karya Jessie Nelson ini mampu memberikan cerita baru yang tidak membosankan bagi penikmatnya. Ia bisa mengajak penonton untuk merasakan apa yang dialami oleh pelaku dan membawa penonton ke dalam cerita yang terjadi. Dengan alur yang tidak rumit, dialog tokoh yang jelas, akting para pemain yang berkualitas, tata suara, tata letak, dan latar yang apik, serta nuansa the beatles yang kental, tak heran jika film ini sukses di pasaran. Akan tetapi, saya bingung tentang istri Sam. Disini Jessie Nelson tidak memberikan gambaran yang jelas tentang istri Sam. Mengapa ia meningggalkan Sam dan anaknya tanpa sebab yang jelas dan apakah ia dan Sam pernah menikah sebelumnya. Walaupun begitu, saya sebagai penikmat film ini tetap merasa puas. Dan film ini mampu memberikan pelajaran bagi semua penontonnnya sehingga film ini wajib ditonton bagi semua orang dengan berbagai usia.

review buku the story of my life

Arti Sebuah Kehidupan

Judul buku : The Story of My Life
Penulis : Helen Adams Keller
Penerbit : Genta Pustaka
Cetakan ke : Dua
Tahun terbit : 2010
Tebal buku : 260 halaman
Harga buku : Rp 49.800,00


Helen Adams Keller atau yang sering dikenal dengan Helen Keller merupakan tokoh wanita yang sangat terkenal. Ia merupakan salah satu dari 18 wanita yang dikagumi dunia. Helen merupakan wanita yang walaupun memiliki kekurangan, ia mampu mengubah itu menjadi kelebihan yang tidak akan pernah dibayangkan sebelumnya. Helen Keller yang buta, tuli, dan bisu mampu mengguncang dunia dengan berbagai prestasi yang diraihnya. Dunia mencatat bahwa ia telah menulis sekitar 12 buku dan beberapa artikel serta ikut terlibat dalam kegiatan sosial. Salah satu karyanya adalah buku yang berjudul “the story of my life”.
Buku the story of my life menceritakan perjalanan hidup dari Helen Keller. Buku ini adalah sebuah memoar kisah hidupnya yang ingin ia bagi kepada orang lain. Di dalam buku ini diceritakan tentang penyakit yang menimpanya pada saat ini berumur 19 bulan sehingga ia kehilangan penglihatan dan pendengarannya serta teman-teman dan keluarganya yang mampu mengubah keterbatasannya menjadi anugerah. Pada saat Helen kehilangan penglihatan dan pendengarannya, ia menjadi anak yang liar dan tidak patuh serta tidak mengenal dengan jelas dunia yang ada di sekelilingnya. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Ketika ia berumur 6 tahun 9 bulan, seorang guru dari Tuscumbia datang dan mampu mengubah hidupnya. Ia adalah Anne Mansfield Sulivan. Anne Sulivan memberikan pendidikan bagi Helen Keller, mengajarkan kata-kata dan pengetahuan lain, mengajak Helen jalan-jalan, menemani Helen dalam berbagai kegiatan serta berbagai kegiatan lain yang dibutuhkan Helen. Di sini, tidak hanya Anne saja yang membantu Helen, tetapi banyak teman-teman Helen lainnnya yang sering membantunya seperti Dr. Alexander Graham Bell, Dr. Holmes, tuan Jefferson, tuan William Wade, dan masih banyak lagi orang-orang yang sering membantunya. Di buku ini juga menceritakan tentang perjuangan Helen untuk memperoleh pendidikan di universitas. Di sini Helen menggambarkan kegigihannya belajar agar dapat kuliah di Universitas Harvard walaupun perjuangannya tidak semudah yang pernah ia bayangkan.
Melalui buku yang berjudul “the story of my life”, Helen ingin memberitahu bahwa kekurangan tidak berarti dunia berakhir. Ia ingin menceritakan bahwa kekurangan mampu berubah menjadi sebuah anugerah dan kelebihan jika kita mau berusaha. Ia juga mengajarkan pembacanya untuk rajin membaca karena dengan membaca kita dapat mengenal dunia.
Buku karya Heelen Keller ini mampu membawa para pembacanya masuk ke dalam cerita yang ditulisnya. Helen membawa pembacanya berkelana mengikuti tempat-tempat yang ia lalui. Walaupun begitu, saya kadang-kadang merasa jenuh karena ada beberapa cerita yang saya anggap sedikit membosankan tetapi itu tidak sebanding dengan cerita-cerita lain yang tersaji.
Buku ini tersaji dengan cara yang menarik, cover sampul yang sesuai, tata letak gambar yang bagus, serta cerita yang penuh dengan inspirasi. Akan tetapi, dibalik kelebihan dari buku ini, terdapat sedikit kekurangan yaitu terdapat kesalahan pada penulisan kata hususnya di halaman 170 yang seharusnya khususnya. Walaupun begitu, itu tidak mempengaruhi kenikmatan membaca buku ini. Buku yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa ini layak untuk dibaca. Jadi, saya menyarankan agar masyarakat yang belum membaca buku ini untuk segera membacanya karena buku ini mampu memberikan inspirasi bagi kita semua serta buku ini bisa dibaca bagi semua kalangan dari berbagai umur.